J. Tanda Kurung

  1. Tanda kurung ( ) dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan.
    Contoh:
    • Kecamatan Jetis (Kabupaten Bantul) kondhang KUD-ne.
      'Kecamatan Jetis (Kabupaten Bantul) terkenal KUD-nya (Koperasi Unit Desa-nya).'
  2. Tanda kurung ( ) dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
    Contoh:
    • Kabaré (embuh nyatané) ragadé ora ana.
      'Kabarnya (entah kenyataannya) biayanya tidak ada.'
    • Pak Sastra (bapakné kancaku) arep tuku omah.
      'Pak Sastra (ayah teman saya) akan membeli rumah.'
  3. Tanda kurung ( ) dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
    Contoh:
    • Tembung "(h)agnya" iku mengku teges 'préntah' , 'pakon'.
      'Kata "(h)agnya" itu mengandung makna 'perintah', 'suruhan.'
    • Wong kaé mau manggoné ana ing (kutha) Semarang.
      'Orang itu tadi bertempat tinggal di (kota) Semarang.'
  4. Tanda kurung ( ) dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
    Contoh:
    • Ubarampéné kinang iku (1) suruh, (2) enjet, (3) gambir.
      'Ramuan sirih sekapur itu (1) sirih, (2) kapur sirih, (3) gambir.'
    • Kabutuhané wong urip iku warna-warna, kayata, (1) sandhang, (2) pangan, (3) papan.
      'Kebutuhan orang hidup itu bermacam-macam, seperti, (I) pakaian, (2) pangan, (3) tempat tinggal.