- Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh:
- Dalané ménggak-ménggok tur lunyu.
'Jalannya berkelok-kelok lagi pula licin.'
- Ing désaku akèh wong ngingu sapi.
'Di desa saya banyak orang memelihara lembu.'
- Dhumateng sinten kula kedah matur?
'Kepada siapakah saya harus berbicara?
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh:
- Bapak ngendika, "Kowé aja lunga adoh-adoh!"
'Ayah berkata, "Kamu jangan pergi jauh-jauh!"'
- "Kowé lungguha kéné", ngendikane Ibu, "kéné isih sela!"
'"Silakan kamu duduk di sini," kata Ibu, "di sini masih kosong!"'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama di dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan, kitab suci, dan agama termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
- Allah 'Allah'
- Gusti Ingkang Mahaagung 'Tuhan Yang Mahabesar'
- Alquran 'Alquran'
- Alkitab 'Alkitab'
- Wédha 'Weda'
- agama Islam 'agama Islam'
- Manungsa iku titahing Allah, mula aja lali ndedonga marang Panjenengané
'Manusia itu ciptaan Allah, maka jangan lupa berdoa kepada-Nya.'
- Huruf kapital dipakai sebagai hurufpertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Pangéran Puger 'Pangeran Puger'
- Radèn Ajeng Kartini 'Raden Ajeng Kartini'
- Kaji Sujak 'Haji Sujak'
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh:
- Rara Mendut yèn gelem digarwa Tumenggung Wiraguna bakal sinengkakaké ing ngaluhur kanthi sebutan radèn ayu.
'Rara Mendut kalau mau dipersunting oleh Tume11ggung Wiraguna akan diangkat derajatnya dengan sebutan raden ayu.'
- Kang lenggah ngarep kaé pangéran, dudu wong lumrah.
'Yang duduk di depan itu pangeran, bukan orang biasa.'
- Taun kepungkur Mas Rahmat munggah kaji.
'Tahun yang lalu Mas Rahmat naik haji.'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang, tetapi dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh:
- Mangga Radèn tindak rumiyin.
'Silakan Raden berjalan dahulu.'
- Kersanipun Pangéran kados pundi?
'Kehendak Pangeran bagaimana?'
- Sinten ingkang mapag, Kyai?
'Siapakah yang menjemput, Kiai?'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
- Walikota Kotamadya Yogyakarta 'Walikota Kotamadya Yogyakarta'
- Bupati Semarang 'Bupati Semarang'
- Gubernur Jawa Timur 'Gubernur Jawa Timur'
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
- Dadi walikota utawa bupati kuwi ora gampang.
'Menjadi walikota atau bupati itu tidak mudah.'
- Arya Penangsang, adipati ing Jipang.
'Arya Penangsang, adipati di Jipang.'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
Contoh:
- Martaatmaja
- Sudarya Cakra Siswara
Huruf kapital tidak dipakai sebagai hurufpertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
- bangsa Indonesia
- suku Asmat
- basa Jawa 'bahasa Jawa'
- dhialèk Banyumas 'dialek Banyumas'
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh:
- dijawakake 'diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa'
- kumlanda-landa 'kebelanda-belandaan'
- ngindonesiaké 'mengindonesiakan'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, wuku, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
- taun Alip 'tahun Alip'
- sasi Sura 'bulan Sura'
- dina Selasa 'hari Selasa'
- wuku Sungsang 'wuku Sungsang'
- riyaya Paskah 'hari raya Paskah'
- perang Bubad 'perang Bubad'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh:
- Gunung Semeru 'Gunung Semeru'
- Kali Brantas 'Kali Brantas'
- Tlaga Sarangan 'Telaga Sarangan'
Huruf kapital tidak dipakai sebagai (a) huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis, dan (b) huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh:
- gedhang ambon 'pisang ambon; pisang meja'
- gula jawa 'gula jawa'
- kacang dièng 'kacang dieng'
- adus nèng kali 'mandi di sungai'
- munggah gunung 'mendaki gunung'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah atau swasta, serta dokumen resmi kecuali kata tugas (kalau ada).
Contoh:
- Republik Indonesia
- Balai Bahasa Yogyakarta
- Paheman Radyapustaka
- Undang-Undang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama negara, lembaga pemerintah atau swasta, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
- Iran wis dadi negara republik.
'Iran sudah menjadi negara republik.'
- Ing paheman mau bab iki uga dirembug.
'Di dalam permusyawaratan tadi hal ini juga dibicarakan.'
- Bangsa Indonesia wis duwé undhang-undhang dhasar.
Bangsa Indonesia sudah mempunyai undang-undang dasar.'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah, serta dokumen resmi.
Contoh:
- Perserikatan Bangsa-Bangsa
- Undang- Undang Dasar 1945
- Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata tugas seperti ing 'di', menyang 'ke', saka 'dari', sing atau kang 'yang', kanggo 'untuk' yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
- Jodho kang Pinasthi
- Sempulur
- Kedaulatan Rakyat
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
- Dr. (dhoktor)
- Prof (profesor)
- Sdr. (sedhèrèk 'saudara')
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak 'bapak' , ibu 'ibu', kakang 'kakak, abang', paman 'paman' yang dipakai di dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
- Mangga Bu, lenggah ing ngajeng!
'Silakan Bu, duduk di depan!'
- Nuwun sèwu Kisanak, kula tilar sakedhap.
Maaf Saudara, saya tinggal sebentar.'
- Ayo Dhi, mangkat saiki!
'Ayo Dik, berangkat sekarang! '
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai di dalam pengacuan dan penyapaan.
Contoh:
- Anak kudu tansah bekti marang bapak lan ibune.
'Anak harus berbakti kepada ayah dan ibunya.'
- Sadulur-saduluré, adhi, kakang, mbakyu, paman, lan kaponakané, kabèh padha teka.
'Saudara-saudaranya, adik, abang, kakak, paman, dan kemenakannya semua datang.'
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar atau jabatan yang didahului oleh kata ganti atau sapaan.
Contoh:
- Bapak Lurah 'Bapak Lurah'
- Ibu Présidèn 'Ibu Presiden'
- Paman Patih 'Paman Patih'
- Huruf kapital dipakai di dalam singkatan yang terdiri atas huruf awal kata nama badan, lembaga pemerintah atau swasta, lembaga nasional dan internasional, serta nama dokumen resmi.
Contoh:
- MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
- LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
- KBW (Kridha Beksa Wirama)
- PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
- UUD 1945 (Undang-Undang Dasar 1945)
- Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama akronim nama badan, lembaga pemerintah atau swasta, serta peristiwa penting yang berhubungan dengan pemerintahan dan ketatanegaraan.
Contoh:
- Makarja (Masyarakat Karawitan Jawa)
- Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)
- Pemilu (Pemilihan Umum)