E. Tanda Hubung

  1. Tanda hubung - menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
    Contoh:
    • Raden Ayu Pramayoga sa-
      nget sukur.

      'Raden Ayu Pramayoga sangat bersyukur.'
  2. Tanda hubung - menyambung unsur kata ulang.
    Contoh:
    • bocah-bocah 'anak-anak'
    • wira-wiri 'hilir mudik'
    • diparan-paranana 'meskipun didatangi berulang-ulang'
    • sinuba-suba 'dipuja-puja'
    • lung-tinulung 'saling menolong'
  3. Tanda hubung - menyambung huruf pada kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
    Contoh:
    • n-a-g-a-s-a-r-i
    • 17-08-1945
  4. Tanda hubung - boleh dipakai untuk memperjelas hubungan unsur kata atau frasa agar tidak terjadi salah tafsir atau salah baca.
    Bandingkan:
    • dipungalih dengan dipun-galih 'dipikirkan'
    • putra-pangéran sing sekti 'putera-pangeran yang sakti' dengan putra pangéran-sing sekti 'putera pangeran-yang sakti'
    • dipun-tir 'diter' dengan di-puntir 'dipilin'
  5. Tanda hubung - dipakai untuk merangkaikan (a) sa- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) angka dengan -an atau ka- (ke-), (c) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (d) nama jabatan rangkap.
    Contoh:
    • sa-Indonesia 'se-Indonesia'
    • taun 50-an 'tahun 50-an'
    • Sinar-X
    • di-PHK 'di-PHK'
    • Menteri-Sekretaris Negara
  6. Tanda hubung - dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Jawa dengan unsur bahasa asing.
    Contoh:
    • di-check up 'diperiksa'
    • di-go public-aké 'dipasarkan (saham), dimasukkan ke bursa'