- Tanda hubung - menyambung suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Contoh:
- Raden Ayu Pramayoga sa-
nget sukur.
'Raden Ayu Pramayoga sangat bersyukur.'
- Tanda hubung - menyambung unsur kata ulang.
Contoh:
- bocah-bocah 'anak-anak'
- wira-wiri 'hilir mudik'
- diparan-paranana 'meskipun didatangi berulang-ulang'
- sinuba-suba 'dipuja-puja'
- lung-tinulung 'saling menolong'
- Tanda hubung - menyambung huruf pada kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh:
- n-a-g-a-s-a-r-i
- 17-08-1945
- Tanda hubung - boleh dipakai untuk memperjelas hubungan unsur kata atau frasa agar tidak terjadi salah tafsir atau salah baca.
Bandingkan:
- dipungalih dengan dipun-galih 'dipikirkan'
- putra-pangéran sing sekti 'putera-pangeran yang sakti' dengan putra pangéran-sing sekti 'putera pangeran-yang sakti'
- dipun-tir 'diter' dengan di-puntir 'dipilin'
- Tanda hubung - dipakai untuk merangkaikan (a) sa- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) angka dengan -an atau ka- (ke-), (c) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (d) nama jabatan rangkap.
Contoh:
- sa-Indonesia 'se-Indonesia'
- taun 50-an 'tahun 50-an'
- Sinar-X
- di-PHK 'di-PHK'
- Menteri-Sekretaris Negara
- Tanda hubung - dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Jawa dengan unsur bahasa asing.
Contoh:
- di-check up 'diperiksa'
- di-go public-aké 'dipasarkan (saham), dimasukkan ke bursa'